Jumat, 16 Mei 2014

KARAWITAN


LAPORAN PENGAMATAN
PEMENTASAN SENI KARAWITAN JAWA DAN KARAWITAN MODERN SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Seni Karawitan

Dosen pengampu : Waluyo, S. Kar, M.Sn.


Disusun oleh:
Rochmat Tony Prasetyo          A 510120194


PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014




KONSER MUSIK 11+11 KARAWITAN DI INSTITUT INDONESIA SURAKARTA (ISI)

A.    PERTUNJUKAN KARAWITAN JAWA PADA TANGGAL 11 APRIL 2014

Pagelaran atau pertunjukan Konser Musik 11+11 yang di adakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta mengundang decak kagum ketika kami semua dari Fakultas PGSD UMS melihat pentunjukan tersebut. Jum’at tanggal 11 April 2014 merupakan hari kedua dari pertunjukan karawitan yang di pertunjukan di ISI Surakarta dimana pertunjukan tersebut disajikan oleh 11 pengrawit seperti Dini, Yoko, Dewi, Lia, Puji, Danang, Maryatun, Deni, Warih, Bayu, Suwuh. Dan pada tanggal 11April ini menampilkan 3 pengrawit. Pertunjukan dimulai sekitar pukul 20.00-22.00 WIB.
Penampilan pertama dimulai oleh pengrawit Dini Haryanti, Tri Haryoko menampilkan gending karawitan laras slendro pathet enem Sartono Tatakan gending ini merupakan gending pathelan. Penampilan yang pertama ini susunan gamelannya disesuaikan dengan bentuk panggung dimana dibagian tengah terdapat 5 orang sinden yang membawakan lagu dan disamping ada perangkat rebab sebagai pembuka lagu serta dibagian belakang para sinden ada 4 orang barong (penyanyi laki-laki). Perangkat gamelan terdiri dari 1 Bonang, 1 bonang penerus, 9 rebab, 1 slenthem dengan dua pukulan oleh 3 orang, 1 slenthem biasa, 7 balungan yang terdiri dari 3 demung, 3 saron, dan 1 saron penerus atau peking. Ada 1 gong ( satu paket sama kempul), 1 kenong, 1 kethuk kempyang untuk mengatur tempo, 1 seruling/suling, 1 siter/kecapi, dan dilengkapi pemain kajon karawitan suwuk serta sinden sebagai penggubah lagu. Saat penyajian akan selesai, tempo yang digunakan cepat.
(Dokumentasi penampilan pertama)







 
Penampilan kedua disajikan oleh pengrawit Liliawati NIM 117, Danang Ari Prabowo NIM 109 memegang ricikan rebab, Warih NIM 123 memegang ricikan gender menampilkan gending topeng wayang. Penampilan yang kedua ini susunan gamelannya juga disesuaikan dengan bentuk panggung yang menjadi pembeda dari penampilan yang pertama adalah jumlah penyanyinya yaitu hanya ada satu sinden dalam pertunjukannya, namun diselingi dengan adanya tari topeng yang di tampilkan dan dibawakan oleh seorang dalang yang berada di sebelah kiri penyanyi sinden sehingga membuat penampilan yang kedua ini menjadi hiburan bagi para penonton pertunjukan.
(Dokumentasi Penampilan Kedua)

 


Penampilan ketiga disajikan oleh pengrawit Dewi NIM 107 sebagai vokal sinden, Deni Rahma Setiawan NIM 116 memegang ricikan rebab, Tri Bayu Santoso NIM 105 memegang ricikan kendang, Suwuh NIM 108 memegang ricikan gender, menampilakan gending klenengan dimana susunan gamelannya seperti penampilan sebelumnya tetapi hanya ada 1 sinden dan di damping oleh 4 penggerong yang berada di sebelah kiri sinden. Penampilan yang ketiga merupakan penampilan yang terakhir dan yang lebih lama dari penampilan sebelumnya. Jumlah pemain ada 27 orang. Dewi mayang sebagai vokal/sinden.
(Dokumentasi Penampilan ketiga)












B.     PERTUNJUKAN KARAWITAN JAWA PADA TANGGAL 11 APRIL 2014

Pagelaran atau pertunjukan Konser Musik 11+11 yang di adakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta mengundang decak kagum ketika kami semua dari Fakultas PGSD UMS melihat pentunjukan tersebut. Hari Rabu tanggal 16 April 2014 merupakan pertunjukan terakhir yang di gelar di ISI Surakarta ini. Dalam pertunjukan yang terakhir ini menampilkan suatu karya seni baru dalam karawitan yang disebut karawitan modern dengan menggunakan beberapa perangkat gamelan jawa seperti gender, rebab, gong, kenong, slentem, dan lain sebagainya namun tidak selengkap gamelan jawa aslinya. Pertunjukan dimulai pukul 20.00 WIB. Dalam pertunjukan tanggal 16 April ini menampilkan sebuah karya dari para komposer seperti komposer Eka, Arna, Imam, Jasno, Kukuh, Riyadi, Setyo, Udin, Toni, Catur, Suryo. Dan untuk tanggal 16 ini menampilkan 6 komposer.
Penampilan yang pertama yaitu seorang komposer bernama Arna Saputra atau lebih dikenal dengan Arna, lahir di Wonogiri 19 Februari 1991. Komposer Arna menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Kluthekan” yang menceritakan tentang kejadian di sebuah warung makan yang menimbulkan suara yang bermacam-macam. Alat musik yang digunakan seperti botol bekas yang disusun menurut tinggi rendahnya lagu serta bunyi dari aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di warung, serta diiringi sebuah nyanyian kluthak….kluthik… . Dalam penampilan ini terdapat konsep drama yang menarik serta nyanyian kluthak…kluthik…
(Dokumentasi penampilan pertama)









 Penampilan yang kedua yaitu seorang komposer bernama Jasno, lahir di Boyolali 24 April 1986. Komposer Jasno menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Trenyuh” dimana ada sebuah perasaan ketika melihat keluarga kurang mampu dan merasa iba karenanya. Alat musik yang digunakan seperti kenong, tabuhan kendhi, kempul, pralon panjang yang di isi pasir, gitar kecil, dan rebab, kethuk kempyang.
(Dokumentasi penampilan kedua)





  
Penampilan yang ketiga yaitu seorang komposer bernama Kukuh Yuwana Basuki yang sering dipanggil dengan Kukuh, lahir di Karanganyar 21 Juni 1991. Komposer Kukuh menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Randha” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Kukuh ini menceritakan tentang seorang randha. Alat musik yang digunakan seperti seruling, rebab, kendhang, slenthem, siter.
(Dokumentasi penampilan ketiga)







Penampilan yang keempat yaitu seorang komposer bernama Suryo Winarko yang sering dipanggil dengan Suryo, lahir di Ngawi 23 Juni 1991. Komposer Suryo menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Ngedhablu” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Suryo ini menceritakan tentang seseorang yang telah mengumbar janji sebagai wakil rakyat. Alat musik yang digunakan seperti Bonang, kethuk kempyang, gong, gambang, kempul.
(Dokumentasi penampilan keempat)








Penampilan yang kelima yaitu seorang komposer bernama Tony Prabowo yang sering dipanggil dengan Tony, lahir di Grobogan 20 Mei 1992. Komposer Tony menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Kasmaran” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Tony ini menceritakan tentang seorang mahkluk hidup terutama manusia sering merasakan yang namanya Kasmaran ataupun jatuh cinta kepada lawan jenis. Dalam pementasannya terdapat satu orang penyanyi sebagai sinden. Alat musik yang digunakan seperti gong, seruling, kendhang, bonang.
(Dokumentasi penampilan kelima)





 
 Dan penampilan terakhir yang keenam yaitu seorang komposer bernama Udin Tri Cahyo namun sering dipanggil dengan Udin, lahir di Wonogiri 12 Januari 1991. Komposer Udin menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Lewat Belakang” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Udin ini menceritakan tentang seorang anggota dewan yang melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Dalam pementasannya terdapat bebrapa adegan dimana kegelapan mulai menenggelamkan hatinya dan berkeinginan untuk berbuat dengan cara apapun yang diinginkannya. Alat musik yang digunakan seperti gong, seruling, kendhang, demung, kempul, kethuk kempyang, slenthem, kompor arang, wajan.
(Dokumentasi penampilan keenam)


1 komentar:

Jumat, 16 Mei 2014

KARAWITAN


LAPORAN PENGAMATAN
PEMENTASAN SENI KARAWITAN JAWA DAN KARAWITAN MODERN SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Seni Karawitan

Dosen pengampu : Waluyo, S. Kar, M.Sn.


Disusun oleh:
Rochmat Tony Prasetyo          A 510120194


PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014




KONSER MUSIK 11+11 KARAWITAN DI INSTITUT INDONESIA SURAKARTA (ISI)

A.    PERTUNJUKAN KARAWITAN JAWA PADA TANGGAL 11 APRIL 2014

Pagelaran atau pertunjukan Konser Musik 11+11 yang di adakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta mengundang decak kagum ketika kami semua dari Fakultas PGSD UMS melihat pentunjukan tersebut. Jum’at tanggal 11 April 2014 merupakan hari kedua dari pertunjukan karawitan yang di pertunjukan di ISI Surakarta dimana pertunjukan tersebut disajikan oleh 11 pengrawit seperti Dini, Yoko, Dewi, Lia, Puji, Danang, Maryatun, Deni, Warih, Bayu, Suwuh. Dan pada tanggal 11April ini menampilkan 3 pengrawit. Pertunjukan dimulai sekitar pukul 20.00-22.00 WIB.
Penampilan pertama dimulai oleh pengrawit Dini Haryanti, Tri Haryoko menampilkan gending karawitan laras slendro pathet enem Sartono Tatakan gending ini merupakan gending pathelan. Penampilan yang pertama ini susunan gamelannya disesuaikan dengan bentuk panggung dimana dibagian tengah terdapat 5 orang sinden yang membawakan lagu dan disamping ada perangkat rebab sebagai pembuka lagu serta dibagian belakang para sinden ada 4 orang barong (penyanyi laki-laki). Perangkat gamelan terdiri dari 1 Bonang, 1 bonang penerus, 9 rebab, 1 slenthem dengan dua pukulan oleh 3 orang, 1 slenthem biasa, 7 balungan yang terdiri dari 3 demung, 3 saron, dan 1 saron penerus atau peking. Ada 1 gong ( satu paket sama kempul), 1 kenong, 1 kethuk kempyang untuk mengatur tempo, 1 seruling/suling, 1 siter/kecapi, dan dilengkapi pemain kajon karawitan suwuk serta sinden sebagai penggubah lagu. Saat penyajian akan selesai, tempo yang digunakan cepat.
(Dokumentasi penampilan pertama)







 
Penampilan kedua disajikan oleh pengrawit Liliawati NIM 117, Danang Ari Prabowo NIM 109 memegang ricikan rebab, Warih NIM 123 memegang ricikan gender menampilkan gending topeng wayang. Penampilan yang kedua ini susunan gamelannya juga disesuaikan dengan bentuk panggung yang menjadi pembeda dari penampilan yang pertama adalah jumlah penyanyinya yaitu hanya ada satu sinden dalam pertunjukannya, namun diselingi dengan adanya tari topeng yang di tampilkan dan dibawakan oleh seorang dalang yang berada di sebelah kiri penyanyi sinden sehingga membuat penampilan yang kedua ini menjadi hiburan bagi para penonton pertunjukan.
(Dokumentasi Penampilan Kedua)

 


Penampilan ketiga disajikan oleh pengrawit Dewi NIM 107 sebagai vokal sinden, Deni Rahma Setiawan NIM 116 memegang ricikan rebab, Tri Bayu Santoso NIM 105 memegang ricikan kendang, Suwuh NIM 108 memegang ricikan gender, menampilakan gending klenengan dimana susunan gamelannya seperti penampilan sebelumnya tetapi hanya ada 1 sinden dan di damping oleh 4 penggerong yang berada di sebelah kiri sinden. Penampilan yang ketiga merupakan penampilan yang terakhir dan yang lebih lama dari penampilan sebelumnya. Jumlah pemain ada 27 orang. Dewi mayang sebagai vokal/sinden.
(Dokumentasi Penampilan ketiga)












B.     PERTUNJUKAN KARAWITAN JAWA PADA TANGGAL 11 APRIL 2014

Pagelaran atau pertunjukan Konser Musik 11+11 yang di adakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta mengundang decak kagum ketika kami semua dari Fakultas PGSD UMS melihat pentunjukan tersebut. Hari Rabu tanggal 16 April 2014 merupakan pertunjukan terakhir yang di gelar di ISI Surakarta ini. Dalam pertunjukan yang terakhir ini menampilkan suatu karya seni baru dalam karawitan yang disebut karawitan modern dengan menggunakan beberapa perangkat gamelan jawa seperti gender, rebab, gong, kenong, slentem, dan lain sebagainya namun tidak selengkap gamelan jawa aslinya. Pertunjukan dimulai pukul 20.00 WIB. Dalam pertunjukan tanggal 16 April ini menampilkan sebuah karya dari para komposer seperti komposer Eka, Arna, Imam, Jasno, Kukuh, Riyadi, Setyo, Udin, Toni, Catur, Suryo. Dan untuk tanggal 16 ini menampilkan 6 komposer.
Penampilan yang pertama yaitu seorang komposer bernama Arna Saputra atau lebih dikenal dengan Arna, lahir di Wonogiri 19 Februari 1991. Komposer Arna menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Kluthekan” yang menceritakan tentang kejadian di sebuah warung makan yang menimbulkan suara yang bermacam-macam. Alat musik yang digunakan seperti botol bekas yang disusun menurut tinggi rendahnya lagu serta bunyi dari aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di warung, serta diiringi sebuah nyanyian kluthak….kluthik… . Dalam penampilan ini terdapat konsep drama yang menarik serta nyanyian kluthak…kluthik…
(Dokumentasi penampilan pertama)









 Penampilan yang kedua yaitu seorang komposer bernama Jasno, lahir di Boyolali 24 April 1986. Komposer Jasno menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Trenyuh” dimana ada sebuah perasaan ketika melihat keluarga kurang mampu dan merasa iba karenanya. Alat musik yang digunakan seperti kenong, tabuhan kendhi, kempul, pralon panjang yang di isi pasir, gitar kecil, dan rebab, kethuk kempyang.
(Dokumentasi penampilan kedua)





  
Penampilan yang ketiga yaitu seorang komposer bernama Kukuh Yuwana Basuki yang sering dipanggil dengan Kukuh, lahir di Karanganyar 21 Juni 1991. Komposer Kukuh menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Randha” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Kukuh ini menceritakan tentang seorang randha. Alat musik yang digunakan seperti seruling, rebab, kendhang, slenthem, siter.
(Dokumentasi penampilan ketiga)







Penampilan yang keempat yaitu seorang komposer bernama Suryo Winarko yang sering dipanggil dengan Suryo, lahir di Ngawi 23 Juni 1991. Komposer Suryo menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Ngedhablu” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Suryo ini menceritakan tentang seseorang yang telah mengumbar janji sebagai wakil rakyat. Alat musik yang digunakan seperti Bonang, kethuk kempyang, gong, gambang, kempul.
(Dokumentasi penampilan keempat)








Penampilan yang kelima yaitu seorang komposer bernama Tony Prabowo yang sering dipanggil dengan Tony, lahir di Grobogan 20 Mei 1992. Komposer Tony menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Kasmaran” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Tony ini menceritakan tentang seorang mahkluk hidup terutama manusia sering merasakan yang namanya Kasmaran ataupun jatuh cinta kepada lawan jenis. Dalam pementasannya terdapat satu orang penyanyi sebagai sinden. Alat musik yang digunakan seperti gong, seruling, kendhang, bonang.
(Dokumentasi penampilan kelima)





 
 Dan penampilan terakhir yang keenam yaitu seorang komposer bernama Udin Tri Cahyo namun sering dipanggil dengan Udin, lahir di Wonogiri 12 Januari 1991. Komposer Udin menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Lewat Belakang” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Udin ini menceritakan tentang seorang anggota dewan yang melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Dalam pementasannya terdapat bebrapa adegan dimana kegelapan mulai menenggelamkan hatinya dan berkeinginan untuk berbuat dengan cara apapun yang diinginkannya. Alat musik yang digunakan seperti gong, seruling, kendhang, demung, kempul, kethuk kempyang, slenthem, kompor arang, wajan.
(Dokumentasi penampilan keenam)


1 komentar: