LAPORAN PENGAMATAN
PEMENTASAN SENI KARAWITAN JAWA DAN KARAWITAN
MODERN SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Seni Karawitan
Dosen pengampu : Waluyo, S. Kar, M.Sn.
Disusun
oleh:
Rochmat
Tony Prasetyo A 510120194
PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
KONSER
MUSIK 11+11 KARAWITAN DI INSTITUT INDONESIA SURAKARTA (ISI)
A. PERTUNJUKAN
KARAWITAN JAWA PADA TANGGAL 11 APRIL 2014
Pagelaran atau
pertunjukan Konser Musik 11+11 yang di adakan di Institut Seni Indonesia (ISI)
Surakarta mengundang decak kagum ketika kami semua dari Fakultas PGSD UMS
melihat pentunjukan tersebut. Jum’at tanggal 11 April 2014 merupakan hari kedua
dari pertunjukan karawitan yang di pertunjukan di ISI Surakarta dimana
pertunjukan tersebut disajikan oleh 11 pengrawit seperti Dini, Yoko, Dewi, Lia,
Puji, Danang, Maryatun, Deni, Warih, Bayu, Suwuh. Dan pada tanggal 11April ini
menampilkan 3 pengrawit. Pertunjukan dimulai sekitar pukul 20.00-22.00 WIB.
Penampilan pertama
dimulai oleh pengrawit Dini Haryanti, Tri Haryoko menampilkan gending karawitan
laras slendro pathet enem Sartono Tatakan gending ini merupakan gending
pathelan. Penampilan yang pertama ini susunan gamelannya disesuaikan dengan
bentuk panggung dimana dibagian tengah terdapat 5 orang sinden yang membawakan
lagu dan disamping ada perangkat rebab sebagai pembuka lagu serta dibagian
belakang para sinden ada 4 orang barong (penyanyi laki-laki). Perangkat gamelan terdiri dari 1 Bonang, 1
bonang penerus, 9 rebab, 1 slenthem dengan dua pukulan oleh 3 orang, 1 slenthem
biasa, 7 balungan yang terdiri dari 3 demung, 3 saron, dan 1 saron penerus atau
peking. Ada 1 gong ( satu paket sama kempul), 1 kenong, 1 kethuk kempyang untuk
mengatur tempo, 1 seruling/suling, 1 siter/kecapi, dan dilengkapi pemain kajon
karawitan suwuk serta sinden sebagai penggubah lagu. Saat penyajian akan
selesai, tempo yang digunakan cepat.
(Dokumentasi penampilan pertama)
Penampilan kedua disajikan
oleh pengrawit Liliawati NIM 117, Danang Ari Prabowo NIM 109 memegang ricikan
rebab, Warih NIM 123 memegang ricikan gender menampilkan gending topeng wayang.
Penampilan yang kedua ini susunan gamelannya juga disesuaikan dengan bentuk
panggung yang menjadi pembeda dari penampilan yang pertama adalah jumlah
penyanyinya yaitu hanya ada satu sinden dalam pertunjukannya, namun diselingi
dengan adanya tari topeng yang di tampilkan dan dibawakan oleh seorang dalang
yang berada di sebelah kiri penyanyi sinden sehingga membuat penampilan yang
kedua ini menjadi hiburan bagi para penonton pertunjukan.
(Dokumentasi Penampilan Kedua)
Penampilan ketiga disajikan
oleh pengrawit Dewi NIM 107 sebagai vokal sinden, Deni Rahma Setiawan NIM 116
memegang ricikan rebab, Tri Bayu Santoso NIM 105 memegang ricikan kendang,
Suwuh NIM 108 memegang ricikan gender, menampilakan gending klenengan dimana
susunan gamelannya seperti penampilan sebelumnya tetapi hanya ada 1 sinden dan
di damping oleh 4 penggerong yang berada di sebelah kiri sinden. Penampilan
yang ketiga merupakan penampilan yang terakhir dan yang lebih lama dari
penampilan sebelumnya. Jumlah pemain ada 27 orang.
Dewi mayang sebagai vokal/sinden.
(Dokumentasi Penampilan ketiga)
B. PERTUNJUKAN
KARAWITAN JAWA PADA TANGGAL 11 APRIL 2014
Pagelaran atau
pertunjukan Konser Musik 11+11 yang di adakan di Institut Seni Indonesia (ISI)
Surakarta mengundang decak kagum ketika kami semua dari Fakultas PGSD UMS
melihat pentunjukan tersebut. Hari Rabu tanggal 16 April 2014 merupakan
pertunjukan terakhir yang di gelar di ISI Surakarta ini. Dalam pertunjukan yang
terakhir ini menampilkan suatu karya seni baru dalam karawitan yang disebut
karawitan modern dengan menggunakan beberapa perangkat gamelan jawa seperti
gender, rebab, gong, kenong, slentem, dan lain sebagainya namun tidak selengkap
gamelan jawa aslinya. Pertunjukan dimulai pukul 20.00 WIB. Dalam pertunjukan
tanggal 16 April ini menampilkan sebuah karya dari para komposer seperti
komposer Eka, Arna, Imam, Jasno, Kukuh, Riyadi, Setyo, Udin, Toni, Catur,
Suryo. Dan untuk tanggal 16 ini menampilkan 6 komposer.
Penampilan yang pertama
yaitu seorang komposer bernama Arna Saputra atau lebih dikenal dengan Arna,
lahir di Wonogiri 19 Februari 1991. Komposer Arna menampilkan komposisi
karawitan modern berjudul “Kluthekan” yang menceritakan tentang kejadian di
sebuah warung makan yang menimbulkan suara yang bermacam-macam. Alat musik yang
digunakan seperti botol bekas yang disusun menurut tinggi rendahnya lagu serta
bunyi dari aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di warung,
serta diiringi sebuah nyanyian kluthak….kluthik… . Dalam penampilan ini
terdapat konsep drama yang menarik serta nyanyian kluthak…kluthik…
(Dokumentasi
penampilan pertama)
Penampilan yang kedua
yaitu seorang komposer bernama Jasno, lahir di Boyolali 24 April 1986. Komposer
Jasno menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Trenyuh” dimana ada
sebuah perasaan ketika melihat keluarga kurang mampu dan merasa iba karenanya.
Alat musik yang digunakan seperti kenong, tabuhan kendhi, kempul, pralon
panjang yang di isi pasir, gitar kecil, dan rebab, kethuk kempyang.
(Dokumentasi penampilan kedua)
Penampilan yang ketiga
yaitu seorang komposer bernama Kukuh Yuwana Basuki yang sering dipanggil dengan
Kukuh, lahir di Karanganyar 21 Juni 1991. Komposer Kukuh menampilkan komposisi
karawitan modern berjudul “Randha” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh
Kukuh ini menceritakan tentang seorang randha. Alat musik yang digunakan
seperti seruling, rebab, kendhang, slenthem, siter.
(Dokumentasi penampilan ketiga)
Penampilan yang keempat
yaitu seorang komposer bernama Suryo Winarko yang sering dipanggil dengan
Suryo, lahir di Ngawi 23 Juni 1991. Komposer Suryo menampilkan komposisi
karawitan modern berjudul “Ngedhablu” dimana dalam pementasan yang disajikan
oleh Suryo ini menceritakan tentang seseorang yang telah mengumbar janji
sebagai wakil rakyat. Alat musik yang digunakan seperti Bonang, kethuk
kempyang, gong, gambang, kempul.
(Dokumentasi penampilan keempat)
Penampilan yang kelima
yaitu seorang komposer bernama Tony Prabowo yang sering dipanggil dengan Tony,
lahir di Grobogan 20 Mei 1992. Komposer Tony menampilkan komposisi karawitan
modern berjudul “Kasmaran” dimana dalam pementasan yang disajikan oleh Tony ini
menceritakan tentang seorang mahkluk hidup terutama manusia sering merasakan
yang namanya Kasmaran ataupun jatuh cinta kepada lawan jenis. Dalam
pementasannya terdapat satu orang penyanyi sebagai sinden. Alat musik yang
digunakan seperti gong, seruling, kendhang, bonang.
(Dokumentasi
penampilan kelima)
Dan penampilan terakhir
yang keenam yaitu seorang komposer bernama Udin Tri Cahyo namun sering
dipanggil dengan Udin, lahir di Wonogiri 12 Januari 1991. Komposer Udin
menampilkan komposisi karawitan modern berjudul “Lewat Belakang” dimana dalam
pementasan yang disajikan oleh Udin ini menceritakan tentang seorang anggota
dewan yang melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Dalam pementasannya
terdapat bebrapa adegan dimana kegelapan mulai menenggelamkan hatinya dan
berkeinginan untuk berbuat dengan cara apapun yang diinginkannya. Alat musik
yang digunakan seperti gong, seruling, kendhang, demung, kempul, kethuk
kempyang, slenthem, kompor arang, wajan.
(Dokumentasi penampilan keenam)
Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat sekali. Jangan lupa untuk mengunjungi website kami di Toko Alat Marching Band Di Jakarta
BalasHapus